Melalui musyawarah mufakat, peserta Munas APJATI 2024 sepakat menunjuk Said Saleh Alwaini sebagai nahkoda baru organisasi untuk periode 2024-2029.
Ketua Panitia Munas APJATI, Bapak Anggi Muhammad Nur optimis, Bapak Said Saleh Alwaini akan membawa APJATI ke arah yang lebih baik lagi.
Anggi berharap kerja sama APJATI dengan Kementerian P2MI semakin solid untuk memperluas peluang kerja bagi PMI di berbagai negara maju. Dengan tema “Memperluas Peluang Kerja Global Menuju Indonesia EMAS”, Munas APJATI 2024 diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan PMI. Dalam sambutannya, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Bapak H. Abdul Kadir Karding, S.Pi., M.Si. menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan APJATI untuk memberikan pelindungan optimal bagi PMI.
Seperti diketahui, acara Munas Apjati 2024 ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting mulai dari Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Dzulfikar Ahmad Tawalla, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Christina Aryani, Wakil Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer Gerungan. Kemudian Anggota Komisi IX DPR RI, Dirjen Binapenta, Dubes UEA, Dubes Arab Saudi dan Dubes RI di Malaysia melalui video conference.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Ibu Christina Aryani, dalam sambutannya pada Musyawarah Nasional APJATI, menekankan pentingnya peran yang lebih besar bagi Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia dalam penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Beliau juga menegaskan “Saya berharap APJATI bisa lebih proaktif dalam penempatan PMI ke luar negeri,” ujar Wakil Menteri P2MI, Ibu Christina Aryani, saat memberikan sambutan di acara Munas APJATI.
Dalam acara ini ISO Jepang turut mensponsori kegiatan tersebut bersama pihak lain untuk mendukung semua tujuan pemerintah, baik untuk pihak penyelenggara, penyalur dan pelindung bagi para PMI untuk menghadirkan para pekerja profesional Indonesia ke berbagai negara maju, bahkan Wakil mentri P2MI Bapak Dzulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd.,M.Ikom sempat menyinggung tentang negara Jepang sebagai negara tujuan Pekerja Migran Indonesia karena kurangnya penduduk dan tenaga manusia untuk perusahaan-perusahaan di Jepang, jadi menurut beliau ini menjadi kesempatan emas bagi para pekerja migran kita untuk diberi kesempatan berkarir diluar negeri, tentunya dengan mengedepankan profesionalitas dan selalu menjaga martabat bangsa Indonesia.
Bapak Ayub Basalamah selaku ketua umuum sebelumnya mengatakan bahawa “Apjati telah memiliki kantor yang memadai, tempat latihan yang memadai, mempunyai sistem yang memadai, sehingga ini menjadi komponen terintegrasi. Kami mempunyai anggota lebih dari 200 perusahaan,” tegas Ayub meyakini anggotanya mempunyai perusahaan yang kompeten. Beliau yakin dengan Ketua yang baru yakni Bapak Said Saleh Alwaini mampu menghadapi tantangan ini, Sebab ketum baru yang berbasis pada dunia penempatan, beliau mengurus perusahaan yang besar sehingga ketum yang baru ini mengetahui seluk-beluk dunia penempatan.
Bapak Said Saleh Alwaini selaku ketua APJATI yang baru juga mengatakan lembaganya akan berupaya mempersiapkan pekerja migran Indonesia (PMI) yang berkualitas untuk ditugaskan di negara penerima PMI bersama jajarannya, Sebagai mitra strategis pemerintah. APJATI akan berupaya semaksimal mungkin untuk kemajuan Indonesia,” kata Said Saleh dalam Munas tersebut. Persaingan tenaga kerja di luar negeri semakin kompleks, Negara-negara berlomba-lomba mengirim pekerja ke luar negeri merupakan tantangan kedepan.
Ingatlah bahwa PMI merupakan aset yang membantu meningkatkan pendapatan pemerintah. “Kami sepakat bahwa PMI lebih dari sekedar pahlawan devisa. Mereka adalah duta besar Indonesia yang menjaga kehormatan dan martabat bangsa,” kata Wakil mentri P2MI Bapak Dzulfikar. Bapak Dzulfikar juga mengingatkan pengurus APJATI untuk mendisiplinkan anggotanya yang tidak profesional dalam bekerja. “Keinginan kita ke depan ketika ada perusahaan penyalur yang cuma punya cap stempel, tentu kita akan tertibkan semacam langkah lanjutan. Sebab, fungsi kelembagaan kita sudah menjadi regulator,” tegas Bapak Dzulfikar.